بِسْمِ اللّهِ الرَّحمنِ الرَّحيمِ
إِنَّ الحمدَ للّه، نحمدُه ونستعينُه ونستغفرُه، ونعوذُ باللّه من شرور أنفسِنا ومن سيِّئات أعمالِنا، من يهده الله فلا مُضِلَّ له، ومن يضلِلْ فلا هادي له، وأشهد أنْ لا إِله إِلا الله وحده لا شريكَ له، وأشهد أنَّ محمداً عبده ورسوله.
"يا أيُّها الذينَ آمنوا اتَّقوا اللّه حقَّ تُقاتِه ولا تَموتُنَّ إلا وأنتُم مُسلمونَ " .
"يا أيها الناس اتَّقوا ربكم الذي خَلَقَكُم من نفسٍ واحدةٍ وخلقَ منها زوجَها وبَثَّ منهُما رِجالاً كثيراً ونساءً واتَّقوا الله الذي تساءَلونَ به والأرْحامَ إِنَّ اللّه كانَ عليكم رَقيباً"
"يا أيها الذينَ آمنوا اتَقوا اللّه وقولوا قولاً سَديداً. يُصْلحْ لكُم أعْمالَكم ويَغْفِرْ لكم ذُنوبكم ومَن يُطِع اللّه ورَسولَه فقد فازَ فوزاً عَظيماً" .
"أما بعدُ؛ فإن أصدقَ الحديثِ كتابُ اللّه، وأحسنَ الهديِ هديُ محمدٍ - صلى الله عليه وسلم -، وشر الأمورِ محدثاتها، وكلَّ محدثةٍ بدعةٌ ، وكل بدعة ضلالةٌ ، وكل ضلالةٍ في النار.
باب
الاعتكاف وقيام رمضان
Bab
: I’tikaf dan qiyam Romadhon (sholat malam di bulan Romadhon)
I’tikaf secara bahasa adalah menetapi
sesuatu dan menahan jiwa padanya. Adapun secara syariat adalah berdiam di
masjid yang dilakukan oleh orang tertentu dengan sifat tertentu. Qiyam di bulan
romadhon adalah berdiri untuk melaksanakan sholat ataupun membaca al quran di
malam- malam bulan romadhon, dan tidak disyaratkan untuk sholat semalam penuh
bahkan boleh sebagiannya.
1.
عن أبي هريرة - رضي الله عنه
- أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال: - من قام رمضان إيمانا واحتسابا, غفر
له ما تقدم من ذنبه - متفق عليه
Dari Abu huroiroh rodhiyallohu 'anhu
berkata : sesungguhnya berkata Rosulullohi shalollohu 'alaihi wasalam:
“barangsiapa yang berdiri untuk melakukan sholat karena keimanan dan mengharap
pahala, maka akan diampuni dosa- dosa dia yang telah lewat”. (muttafaqun
‘alaihi, diriwayatkan oleh Imam Bukhory no. 2009, dan Imam Muslim no. 759).
2.
وعن عائشة رضي الله عنها
قالت: - كان رسول الله - صلى الله عليه وسلم - إذا دخل العشر -أي: العشر الأخير من
رمضان- شد مئزره, وأحيا ليله, وأيقظ أهله - متفق عليه
Dari Aisyah rodhiyallohu 'anha berkata
: adalah Rosulullohi shalollohu 'alaihi wasalam apabila memasuki sepuluh hari
yang terakhir di bulan romadhon mengetatkan sarungnya yakni menjauhi istri-
istrinya dan menghidupkan malamnya serta membangunkan keluarganya. (muttafaqun
‘alaihi, diriwayatkan oleh Imam Bukhory no. 2024, dan Imam Muslim no. 1174).
3.
وعنها: - أن النبي - صلى
الله عليه وسلم - كان يعتكف العشر الأواخر من رمضان, حتى توفاه الله, ثم اعتكف
أزواجه من بعده - متفق عليه
Dari Aisyah rodhiyallohu 'anha berkata
: sesunguhnya Nabi shalollohu 'alaihi wasalam beri’tikaf di sepuluh hari yang
terakhir di bulan romadhon sampai beliau meninggal, kemudian istri- istrinya
beri’tikaf setelah beliau meninggal. (muttafaqun ‘alaihi)
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
وعنها قالت: - كان رسول
الله - صلى الله عليه وسلم - إذا أراد أن يعتكف صلى الفجر, ثم دخل معتكفه - متفق
عليه
Dari Aisyah rodhiyallohu 'anha berkata
: adalah Nabi shalollohu 'alaihi wasalam apabila ingin beri’tikaf sholat shubuh
dahulu kemudian baru memasuki tempat I’tikaf beliau. (muttafaqun ‘alaihi)
وعنها
قالت: - إن كان رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ليدخل علي رأسه -وهو في المسجد-
فأرجله, وكان لا يدخل البيت إلا لحاجة, إذا كان معتكفا - متفق عليه, واللفظ
للبخاري .
Dari
Aisyah rodhiyallohu 'anha berkata : adalah Rosululloh shalollohu 'alaihi
wasalam memasukkan kepalanya kepadaku (sedangkan aku dirumahku), dan dia di
dalam masjid, kemudian aku menyisirnya. Dan beliau tidak masuk kerumahnya
kecuali apabila ada keperluan, yakni ketika beliau beri’tikaf. (muttafaqun
alaihi, dan ini lafadz Al Bukhory).
6.
وعنها
قالت: - السنة على المعتكف أن لا يعود مريضا, ولا يشهد جنازة, ولا يمس امرأة, ولا
يباشرها, ولا يخرج لحاجة, إلا لما لا بد له منه, ولا اعتكاف إلا بصوم ولا اعتكاف
إلا في مسجد جامع - رواه أبو داود, ولا بأس برجاله, إلا أن الراجح وقف آخر
Dari Aisyah rodhiyallohu 'anha berkata
: sunnah bagi orang yang beri’tikaf untuk tidak menjenguk orang yang sakit, tidak
menyaksikan jenazah, tidak memegang istrinya, tidak menggaulinya, tidak keluar
untuk urusan dia kecuali yang sangat penting bagi dia, dan tidak beri’tikaf
kecuali apabila dia berpuasa dan dilakukan di masjid jami’. (diriwayatkan oleh
Abu Daud dan para perowinya tidak bermasalah/ diterima, walaupun yang benar
hadits ini mauquf akhirnya yakni bukan perkataan Nabi shalollohu 'alaihi
wasalam).
Derajat
hadits : dhoif/ lemah, disebabkan kesalahan dari salah seorang rowy yang bernama Abdurrohman bin Ishaq
7.
وعن ابن عباس رضي الله
عنهما; أن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال: - ليس على المعتكف صيام إلا أن يجعله
على نفسه - رواه الدارقطني والحاكم, والراجح وقفه أيضا
Dari (Abdulloh) bin Abbas rodhiyallohu
'anhuma :sesungguhnya Nabi shalollohu 'alaihi wasalam berkata : tidak wajib
bagi seseorang yang beri’tikaf puasa kecuali yang dia jadikan untuk dirinya
sendiri. (diriwayatkan oleh Ad Daroquthny dan Al Hakim, dan yang benar adalah
mauquf).
Derajat
hadits : bukan hadits Nabi shalollohu 'alaihi wasalam akan tetapi ucapan Abdulloh) bin Abbas
rodhiyallohu 'anhuma saja.
8.
وعن
ابن عمر رضي الله عنهما: - أن رجالا من أصحاب النبي - صلى الله عليه وسلم - أروا
ليلة القدر في المنام, في السبع الأواخر, فقال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -
"أرى رؤياكم قد تواطأت في السبع
الأواخر, فمن كان متحريها فليتحرها في السبع الأواخر - متفق عليه .
Dari
(Abdulloh) bin Umar rodhiyallohu 'anhuma (berkata) : sesungguhnya beberapa
orang dari para sahabat Nabi shalollohu 'alaihi wasalam melihat malam lailatul
Qodar di dalam mimpi mereka di tujuh hari yang terakhir (di bulan Romadhon),
maka barangsiapa yang ingin berhati-hati (untuk mempersiapkan diri) hendaknya memperhatikan di di tujuh hari yang terakhir (di bulan
Romadhon). (muttafaqun ‘alaihi)
9.
وعن
معاوية بن أبي سفيان رضي الله عنهما, عن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال في ليلة
القدر: - ليلة سبع وعشرين - رواه أبو داود, والراجح وقفه .
وقد اختلف في تعيينها على
أربعين قولا أوردتها في " فتح الباري ".
Dari
Mu’awiyah bin Abu Sufyan rodhiyallohu 'anhuma dari Nabi shalollohu 'alaihi
wasalam berkata tentang lailatul qodar :” di malam dua puluh tujuh”.
(diriwayatkan oleh Abu Daud dan yang benar mauquf, dan telah berbeda pendapat para ulama untuk menentukan kapan lailatul qodar menjadi empat puluh pendapat, yang telah aku sebutkan di “fathul bary”).Derajat hadits : bukan hadits Nabi shalollohu 'alaihi wasalam akan tetapi ucapan Mu’awiyah bin Abu Sufyan rodhiyallohu 'anhuma saja.
(diriwayatkan oleh Abu Daud dan yang benar mauquf, dan telah berbeda pendapat para ulama untuk menentukan kapan lailatul qodar menjadi empat puluh pendapat, yang telah aku sebutkan di “fathul bary”).Derajat hadits : bukan hadits Nabi shalollohu 'alaihi wasalam akan tetapi ucapan Mu’awiyah bin Abu Sufyan rodhiyallohu 'anhuma saja.
10.
وعن
عائشة رضي الله عنها قالت: - قلت يا رسول الله : أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة
القدر, ما أقول فيها? قال: " قولي: اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني "
- رواه الخمسة, غير أبي داود, وصححه الترمذي, والحاكم
Dari
Aisyah rodhiyallohu 'anha berkata : aku berkata : wahai Rosululloh bagaimana
pendapatmu apabila aku mengetahui suatu malam yang malam itu adalah malam
lailatul qodar, apa yang hendaknya aku ucapkan di malam tersebut?, maka beliau
berkata :”Ucapkanlah –Ya Alloh sesungguhnya Engkau adalah pemaaf, yang
mencintai pemaafan, maka ampunilah aku.” (diriwayatkan oleh yang lima selain
Abu Daud, dan dishohihkan oleh At Tirmidzy dan Al Hakim).
11.
وعن
أبي سعيد الخدري - رضي الله عنه - قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : -
لا تشد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد: المسجد الحرام, ومسجدي هذا, والمسجد الأقصى -
متفق عليه
Dari Abu
Sa’id Al Khudry rodhiyallohu 'anhu berkata: berkata Rosululloh shalollohu
'alaihi wasalam :”Janganlah kalian melakukan safar/ berpergian jauh kecuali di
tiga masjid : masjid Al Harom, masjidku ini (masjid Nabawy) dan masjid Al
Aqsho”. (muttafaqun ‘alaihi)
-Penutup-
Demikian akhir dari
tulisan ini kami buat, semoga bermanfaat untuk penulis dan pembaca.
Dan penulis meminta ampun
kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala atas segala kesalahan yang penulis buat.
Berkata Imam Ibnul Qoyim
rohimahullohu Ta'ala didalam bukunya Al
kaafiyah asy syaafiyah fil intishaari lil firqotin naajiyah (al qoshiidah an
nuuniyah):
يا رب
غفرا قد طغت أقلامنا ... يا رب معذرة من الطغيان
"Wahai robku mohon ampun atas tergelincirnya penaku, Wahai robku mohon 'udzur dari ketergelinciranku".
سبحانك
اللهم ربنا وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك و أتوب إليك
Abu Abdirrohman Utsman Wahyudi Al Indonisiy
(Pengajar Ma'had Daarus Salaf Semarang)
Semarang, 15 Jumadil Awal 1437
Tidak ada komentar:
Posting Komentar